Keasrian Taman Bunga Kota Pematangsiantar rusak, sejumlah tanaman yang selama ini rutin diberi pupuk dan disiram dua kali per hari secata berkala menjadi layu hingga bermatian.
Kondisi ini terjadi karena Taman Bunga dipakai dalam perhelatan Festival Semarak Budaya Siantar 23-28 April 2018.
Taman bunga yang diketahui tidak masuk mapping lokasi acara Festival tetap dipakai pihak panitia dan tanpa pengawasan.
Akibatnya rumput, tumbuhan keladi dan bunga-bunga menjadi layu, dan mati larena aktivitas masyarakat di dalamnya.
Heny warga yang mengaku rutin berolahraga di kawasan Taman Bunga mengatakan ada perusakan kondisi taman.
Katanya, banyak bunga yang jadi layu dan bahkan mati karena dipakai selama Festival Semarak Budaya Siantar.
“Biasanya tiap sore hari itu ada yang sirami bunga orang Pemko. Ini bunga-bunga keladinya sama rumput rusak ini. Padahal tahun ini banyak kali perubahan Taman Bunga ini jadi cantik dan asri,” kata Heny, Jumat sore (27/4/2018)
Penjual pecal ditemui di sekitar Taman Bunga mengatakan bahwa berani berjulana di kawasan Taman Bunga hanya semenjak Festival Semarak Budaya Siantar.
Saban hari biasanya ia tak berani berjualan di kawasan Taman Bunga karena ada larangan tegas Pemko Pematamgsiantar.
“Karena acara Festival ini saja ibu jualan di sini. Biasanya gak dibolehi jualan di dalam. Namanya juga nyari rezeki kan mumpung orang tambah ramai makanya jualan ke mari,” ujar wanita berhijab ini.
Amatan tribun-medan.com, selain bunga yang rusak, kondisi kebersihan Taman Bunga menjadi memprihatinkan. Sampah berserakan, sedangkan tong sampah tidak dilakukan penambahan dengan intensitas jumlah pengunjung yang meningkat selama rangkainan acara Festival.
Kadis Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman, Reinward Simanjuntak yang diketahui rutin merawat sejumlah taman kota, memilih enggan memberi komentar panjang terkait rusaknya taman bunga. Reinward hanya meberikan komentar singkat, no comment.