TRIBUN-MEDAN.com – Wali Kota Sibolga Syarfi Hutauruk mengaku ditanyakan kembali soal perkembangan pembangunan pelabuhan Sambas Sibolga oleh Presiden RI Joko Widodo.
Pertanyaan itu, lanjut Syarfi, disampaikan saat dia menerima Penghargaan Pencapaian Universal Helat Coverage (UHC) JKN-KIS tahun 2018 di Istana Negara Jakarta.
“Pak Presiden Jokowi langsung tanyakan kepada saya sudah bagaimana perkembangan pembangunan Pelabuhan Sibolga. Lalu saya jawab ‘sudah mencapai 75 persen, Pak Presiden’. Harus dipercepat itu, karena saya akan datang nanti ke Sibolga untuk meresmikannya,” katanya di sela acara penyambutan penghargaan dan piala UHC di pelataran Kantor Dinas Kesehatan Kota Sibolga, 25 Mei 2018.
Syarfi lalu mengaku langsung mencari keberadaan Kepala Pelindo Sibolga dalam acara tersebut. Namun, ternyata tidak hadir.
“Saya tidak ada melihat di acara ini Kepala Pelindo Sibolga dan akan saya panggil nanti beliau,” ungkapnya.
Presiden Joko Widodo melakukan groundbreaking pengembangan Pelabuhan Sambas Sibolga pada 20 Agustus 2017. Presiden ingin, pembangunan pelabuhan ini rampung pada tahun 2017.
Namun hingga kini, pembangunannya mandek. Kepala Pelindo Sibolga ketika hendak dikonfirmasi selalu tidak ada di kantornya. Menurut para staf yang dijumpai di kantor Pelindo Sibolga, dia sedang keluar rapat.
Direktur Pelindo I Bambang Eka Cahyan mengatakan bahwa pengembangan pelabuhan Sibolga menjadi 4 klaster, yaitu untuk kargo, penumpang, peti kemas dan curah cair. Pelabuhan ini dikembangkan karena Sibolga didukung oleh 11 kabupaten/kota dan 5 kabupaten di Nias dengan total 1.100 penduduk.
“Ini harus tersedia suatu pelabuhan sebagai gateway untuk melayani mereka,” kata Bambang.
Saat peresmian dimulainya perluasan Pelabuhan Sambas Sibolga, Sabtu (20/8/2016), Jokowi mengatakan,” Kemarin saya perintahkan ke Menteri BUMN juga ke Menteri Perhubungan agar dikembangkan hampir tiga kali lipat dari yang sekarang ini. Akhir 2017 akan selesai.”
Jokowi menjelaskan Pelabuhan Sibolga merupakan pelabuhan yang beroperasi sejak lama. Secara kalkulasi pelabuhan ini penting untuk mengangkut barang dan logistik terutama dari Sibolga ke Nias atau dari luar masuk ke Sibolga dan kabupaten-kabupaten yang ada di sekitar Sibolga.
“Transportasi laut itu adalah transportasi yang biayanya paling murah sehingga kenapa kemarin saya perintahkan untuk diperluas,” katanya.
Ia menyebutkan pelabuhan itu sudah lama sekali tidak pernah disentuh dalam hal pengembangan atau perluasan.
“Kita harapkan ini nanti setelah selesai juga diikuti pengembangan industri di sini yaitu industri perikanan bisa cold storage, bisa nanti juga dengan pengalengan ikan, juga ada nanti dari Kementerian BUMN,” katanya.
Presiden menilai Pelabuhan Sibolga merupakan pelabuhan yang sangat menjanjikan, apalagi jika diikuti dengan pengembangan kawasan di sekitar Sibolga.
Ia menyebutkan Pelabuhan Sibolga merupakan yang terbesar di bagian barat Sumatera.
“Kita harapkan pelabuhan lain di Sumatera Utara juga kayak di sini, Pelabuhan Kuala Tanjung nanti 2017 itu juga akan selesai. Sekarang Kuala Tanjung baru selesai 54 persen. Jadi kalau tahun depan selesai, kita punya pelabuhan yang sangat gede,” katanya.
Sementara itu, mengenai pengembangan Bandara Dr Ferdinan Lumban Tobing, Kabupaten Tapanuli Tengah, Presiden mengatakan sementara ini kalau bisa dikelola secara komersil dan masuk PT Angkasa Pura.
“Tapi kalau masih jauh ya tetap akan dipegang Kementerian Perhubungan, yang pertama akan dikerjakan adalah memperbesar terminalnya terlebih dahulu,” katanya. (*)