Tak terawat dan terbengkalai, kesan itulah yang didapat saat Warta Kota mengunjungi Kompleks Makam dan Museum Pahlawan Nasional Raja Sisingamangaraja XII, di Jalan Sutomo, Soposurung, Balige, Tobasa, Sumatera Utara, Kamis (21/9/2017) lalu.
Meski saat itu hari libur, pengunjung di museum dan makam ini tampak sepi, dan hanya ada segelintir orang.
Memasuki kompleks makam dan museum, di sebelah kanan kita akan mendapati batu prasasti peresmikan makam yang ditandatangani Presiden SBY pada Desember 2006.
Kompleks Makam dan Museum Pahlawan Nasional Raja Sisingamangaraja XII, di Jalan Sutomo, Soposurung, Balige, Tobasa, Sumatera Utara. (WARTA KOTA/BUDI SAM LAW MALAU)
Di depannya ada sebuah sumur tua yang konon merupakan sumur tempat keluarga Sisingamangaraja dan pasukannya minum juga mandi.
Sumur ini tampak kotor, dipenuhi dedaunan kering yang jatuh dari sekitar pepohonan besar di sekelilingnya ke dalam sumur.
Sejumlah pohon dan tanaman hias ukuran sedang dan kecil di areal ini tampak sudah mengering dan tua. Lantai konblok di sekitarnya dipenuhi lumut. Kelihatan jelas tak ada perawatan yang baik di areal ini.
Kompleks Makam dan Museum Pahlawan Nasional Raja Sisingamangaraja XII, di Jalan Sutomo, Soposurung, Balige, Tobasa, Sumatera Utara. (WARTA KOTA/BUDI SAM LAW MALAU)
Di depan sumur terdapat prasasti makam Raja Sisingamangaraja XII, berikut dua pengawal yang gugur bersamanya saat bertempur melawan Belanda.
Di belakangnya juga terdapat prasasti makam Lopian, anak perempuan Sisingamangaraja XII yang turut berperang melawan Belanda, dan akhirnya turut gugur. Di sampingnya ada beberapa prasasti makam tiga istri Sisingamangaraja XII.
Kondisi semua prasasti makam di sana tampak megah dan kokoh. Hanya, di sekitarnya dipenuhi daun kering dan kotor serta meninggalkan kesan kumuh. Tidak ada petugas sama sekali yang menjaga areal pemakaman ini.
Kompleks Makam dan Museum Pahlawan Nasional Raja Sisingamangaraja XII, di Jalan Sutomo, Soposurung, Balige, Tobasa, Sumatera Utara. (WARTA KOTA/BUDI SAM LAW MALAU)
Di sebelah kiri areal makam ada dua bangunan yang merupakan museum dan perpustakaan Pahlawan Nasional Raja Sisingamangaraja XII. Kondisi kedua bangunan tampak sangat mengenaskan. Pintu kedua bangunan tampak terkunci rapat.
Bangunan pertama di bagian depan yang terbuat dari kayu terlihat kumuh. Kerusakan bangunan akibat kayu yang lapuk, tampak jelas di hampir sebagian besar bangunan. Warna putih pada bangunan terlihat mulai kusam.
Bangunan lain di belakangnya yang merupakan perpustakaan, juga tampak mengenaskan. Di depan bangunan ini tampak prasasti peresmian museum dan perpustakaan Sisingamangaraja XII oleh Bupati Tobasa pada April 2010.
Kompleks Makam dan Museum Pahlawan Nasional Raja Sisingamangaraja XII, di Jalan Sutomo, Soposurung, Balige, Tobasa, Sumatera Utara. (WARTA KOTA/BUDI SAM LAW MALAU)
Dari jendela yang bisa buka, terlihat sejumlah buku di dalamnya dibiarkan berhamburan tergeletak di lantai, dan hancur.
Plafon ruangan terlihat jebol di sana-sini. Beberapa lemari di ruangan ini kelihatan rusak. Bagian dalam ruangan tampak kotor. Beberapa lukisan bergambar Sisingamangaraja masih tampak terpampang di dinding ruangan. Bagian jalan di sekitar kedua bangunan ini masih berupa tanah.
Kondisi museum dan makam Sisingamangaraja XII yang tak terurus serta sepi ini, membuat kecewa sejumlah pengunjung, terutama yang datang dari luar Sumatera Utara.
“Benar-benar mengenaskan kondisinya. Sisingamangaraja XII yang kehebatannya melawan penjajah sangat termashyur, seperti tak dihargai oleh pemerintah jika melihat museum dan makamnya di sini,” kata Ineke boru Sinaga, warga Jakarta Timur yang sengaja datang ke makam Sisingamangaraja XII.
Kondisi mengenaskan Museum dam Makam Sisingamangaraja XII ini sangat bertolak belakang dengan keberadaan Gedung TB Silalahi Center yang berada sekitar 500 meter dari makam.
Selain itu, TB Silalahi Center tampak jauh lebih ramai pengunjung dibanding museum dan makam sang pahlawan nasional.