Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD menuliskan kesedihannya melihat para pendukung Prabowo Subianto dan Joko Widodo (Jokowi).
Dilansir tribun-medan.com, melalui akun twitter pribadinya@mohmahfudmd, kegundahan Mahfud MD itu tersebar, Senin (26/3/2018).
Ada tujuh poin cuitan Mahfud, mengulangi dan menambah cuitan Minggu (25/3/2018).
Menurut Mahfud MD, para pendukungnya tersebut tidak menyadari bahwa Jokowi dan Prabowo sudah saling berkunjung.
Guru Besar UII itu mengatakan Jokowi dan Prabowo sudah sama-sama naik kuda bersama dan terlihat rukun.
Bahkan keduanya beberapakali mengadakan pertemuan-pertemuan.
Namun cuitan Mahfud berujung pernyataan keras pada kelompok yang menggunakan label agama, meski tokoh yang dijagokannya tidak paham.
Pernyataan keras ini melahir beragam respons.
Ini cuitan lengkap Mahfud:
@mohmahfudmd: (NKRI-1) Sahabat2, Sy prihatin melihat perang di medsos menyongsong Pilpres 2019 yg umumnya spt memperhadapkan kubu Jokowi dan kubu Prabowo sbg musuh. Di antara para pendukung sudah saling serang secara tdk sehat dan tidak baik bagi masa depan NKRI. Anda diadu domba, Kawan.
(NKRI-1) Sahabat2, Sy prihatin melihat perang di medsos menyongsong Pilpres 2019 yg umumnya spt memperhadapkan kubu Jokowi dan kubu Prabowo sbg musuh. Di antara para pendukung sudah saling serang secara tdk sehat dan tidak baik bagi masa depan NKRI. Anda diadu domba, Kawan.
— Mahfud MD (@mohmahfudmd) March 26, 2018
@mohmahfudmd: (NKRI-2) – Pak Prabowo dan Pak Jokowi itu bkn musuh, mereka hanya berkompetisi scr politik. Pak Prabowo itu sdh saling berkunjung dengan Pak Jokowi. Banyak pertemuan mereka yang diberitakan, banyak yang tak diketahui publik. Masa, Anda kalap pd-hal mereka rukun. Ayolah, jaga NKRI
(NKRI-2) – Pak Prabowo dan Pak Jokowi itu bkn musuh, mereka hanya berkompetisi scr politik. Pak Prabowo itu sdh saling berkunjung dengan Pak Jokowi. Banyak pertemuan mereka yang diberitakan, banyak yang tak diketahui publik. Masa, Anda kalap pd-hal mereka rukun. Ayolah, jaga NKRI
— Mahfud MD (@mohmahfudmd) March 26, 2018
@mohmahfudmd: (NKRI-3) Pak Prabowo dan Pak Jokowi itu sudah jauh move on, saling beropelukan, saling tertawa, dan naik. Belum lagi pertemuan mereka yg tidak diberitakan dan berbicara yang substantif. Belum lagi pertemuan antar Tim inti mereka. Masa Anda msh mau saling bermusuhan. Jagalah NKRI.
(NKRI-3) Pak Prabowo dan Pak Jokowi itu sudah jauh move on, saling beropelukan, saling tertawa, dan naik. Belum lagi pertemuan mereka yg tidak diberitakan dan berbicara yang substantif. Belum lagi pertemuan antar Tim inti mereka. Masa Anda msh mau saling bermusuhan. Jagalah NKRI.
— Mahfud MD (@mohmahfudmd) March 26, 2018
@mohmahfudmd: (NKRI-4) Kawan, Anda juga jangan terjebak pada isu pengajuan tokoh sebagai calon kelompok Islam, padahal ybs tidak punya basis sosial Islam, tak paham Islam, dan tdk lbh Islami daripada yg hendak dilawankan. Islam itu rahmat bagi alam, damai, bersahabat, terbuka thd perbedaan.
(NKRI-4) Kawan, Anda juga jangan terjebak pada isu pengajuan tokoh sebagai calon kelompok Islam, padahal ybs tidak punya basis sosial Islam, tak paham Islam, dan tdk lbh Islami daripada yg hendak dilawankan. Islam itu rahmat bagi alam, damai, bersahabat, terbuka thd perbedaan.
— Mahfud MD (@mohmahfudmd) March 26, 2018
@mohmahfudmd :(NKRI-5) Maksud sy, kalau mendukung orng ya dukunglah krn konsep dan integritasnya. Tapi kalau mau mendukung krn agama, ya, dukunglah yg memang betul2 mengerti agama, bkn yg hny menjadikan agama, ulama, dan umat sbg tunggangan dan berbau radikal. Pd-hal, misalnya, salat sj “tdk”.
(NKRI-5) Maksud sy, kalau mendukung orng ya dukunglah krn konsep dan integritasnya. Tapi kalau mau mendukung krn agama, ya, dukunglah yg memang betul2 mengerti agama, bkn yg hny menjadikan agama, ulama, dan umat sbg tunggangan dan berbau radikal. Pd-hal, misalnya, salat sj "tdk".
— Mahfud MD (@mohmahfudmd) March 26, 2018
@mohmahfudmd: (NKRI-6) Kawan, hati2 jugalah thd pengadu domba yg mengorganiasir diri dlm kelompok buzzer. Mereka berbagi peran, yg separuh pura2 mendukung dan memuja si A, yg separuhnya pura2 mendukung dan memuja B. Lalu memancing emosi kita utk ikut dan saling bertengkar. Tertawalah mereka.
(NKRI-6) Kawan, hati2 jugalah thd pengadu domba yg mengorganiasir diri dlm kelompok buzzer. Mereka berbagi peran, yg separuh pura2 mendukung dan memuja si A, yg separuhnya pura2 mendukung dan memuja B. Lalu memancing emosi kita utk ikut dan saling bertengkar. Tertawalah mereka.
— Mahfud MD (@mohmahfudmd) March 26, 2018
@mohmahfudmd: (NKRI-7) Akhirnya, Kawan. Pilpres itu hanya untuk memilih pemimpin kita selama lima tahun, rugi kalau hanya karena itu kita bermusuhan untuk selamanya. Rugi NKRI ini jika kita tak dewasa-dewasa juga. Tabik (Mahfud MD)
(NKRI-7) Akhirnya, Kawan. Pilpres itu hanya untuk memilih pemimpin kita selama lima tahun, rugi kalau hanya karena itu kita bermusuhan untuk selamanya. Rugi NKRI ini jika kita tak dewasa-dewasa juga. Tabik (Mahfud MD)
— Mahfud MD (@mohmahfudmd) March 26, 2018
Namun seorang netizen, @Gemacan70 mencuitkan hal provokatif pada Mahfud.
”Harusnya Prof back to History 2014 begitu masifnya si cebong2 dari level atas sampai bawah dahulu menghina , fitnah , memutarkan balikan fakta, sampai agama Islam di bawa-bawa ,,trus kami harus DIAM ? SIAPA PEMBUAT SKENARIO INI? masa prof ga tau .. …” tulisnya.
Gak disangka jawaban Mahfud malah menohok sekali.
”Terserah Anda saja. Itu hak. Tapi kalau mengatasnamakan membela Islam padahal yg ditokohkan tak ngeriti alif ba ta nya Islam dan tak lbh Islami dari yang dilawan ya aneh. Itu emosional saja,” tulis Mahfud.
Terserah Anda saja. Itu hak. Tapi kalau mengatasnamakan membela Islam padahal yg ditokohkan tak ngeriti alif ba ta nya Islam dan tak lbh Islami dari yang dilawan ya aneh. Itu emosional saja. https://t.co/3KZ8AxsP0l
— Mahfud MD (@mohmahfudmd) March 26, 2018
Diketahui, Prabowo dan Jokowi beberapa kali mengadakan pertemuan.
Pada 17 Oktober 2014 lalu, Jokowi pernah mendatangi kediaman keluarga Prabowo di Kertanegara, Kebayoran, Jakarta Selatan, saat masih berstatus Presiden terpilih
Prabowo lalu membalas kunjungan dengan menemui Jokowi di Istana Bogor, 29 Januari 2015.
Adapula pada tanggal 31 Oktober 2016, Jokowi dan Prabowo melakukan silaturahmi.
Jokowi berkunjung di kediaman Prabowo.
Distulah, Jokowi dan Prabowo menggelar pertemuan tertutup.
Usia pertemuan itu, Jokowi diajak Prabowo berkuda.
Mahfud mengungkapkan dirinya sudah lama tak sepaham dengan pandangan Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Gerindra.
Seperti diketahui baru-baru ini pidato Prabowo mengenai prediksi Indonesia bubar pada tahun 2030 menjadi bahan perbincangan dan kontroversi.
Tak sepaham dengan Prabowo, Mahfud menuliskan bahwa Indonesia justru bisa masuk 7 besar kekuatan ekonomi.
Menurut Guru Besar UII tersebut, pandangan pesimistis harus dibantah.
“Bg sy soal kelangsungan dan takkan bubarnya Indonesia itu soal prinsip. Pandangan2 yg pesimistis hrs dibantah.
Kalau alasannya soal ilmiah, ada hasil studi McKensey dan PWC bhw thn 2030 Indonesia masuk 7 besar kekuatan ekonomi.
Tp kalau maksudnya ajakan agar kita2 ber-hati2 OK sj,” ujar Mahfud dalam akun Twitternya, @mohmahfudmd, Sabtu (24/3/2018).
Bg sy soal kelangsungan dan takkan bubarnya Indonesia itu soal prinsip. Pandangan2 yg pesimistis hrs dibantah. Kalau alasannya soal ilmiah, ada hasil studi McKensey dan PWC bhw thn 2030 Indonesia masuk 7 besar kekuatan ekonomi. Tp kalau maksudnya ajakan agar kita2 ber-hati2 OK sj https://t.co/bKK0nQEnMq
— Mahfud MD (@mohmahfudmd) March 24, 2018
Dalam cuitannya selanjutnya, dirinya juga menegaskan bahwa rakyat harus optimistis akan keberlangsungan Indonesia.
“Bukan boleh tapi harus. Harus optimis dan harus hati2,” tulisnya.
Bukan boleh tapi harus. Harus optimis dan harus hati2 https://t.co/2uybhtAH4e
— Mahfud MD (@mohmahfudmd) March 24, 2018
Selain itu dalam akun Twitternya Mahfud mengakui sudah lama dirinya tak sepaham dengan Prabowo.
“Sdh lama tak sepaham. Saat beliau kalah di Pilpres sy menolak keras saat diajak berpetkara di MK krn sy tahu posisi hukumnya.
Saat 212 sy jauh di luar arena, meski asyik menonton dari jauh.
Sy manusia bebas, bicara dgn nurani dan logika sendiri. Jgn kacaukan NKRI dgn pesimisme,” tulisnya dalam Twitter, Sabtu (24/3/2018).
Sdh lama tak sepaham. Saat beliau kalah di Pilpres sy menolak keras saat diajak berpetkara di MK krn sy tahu posisi hukumnya. Saat 212 sy jauh di luar arena, meski asyik menonton dari jauh. Sy manusia bebas, bicara dgn nurani dan logika sendiri. Jgn kacaukan NKRI dgn pesimisme. https://t.co/cNjJFYJV4i
— Mahfud MD (@mohmahfudmd) March 24, 2018
Cuitannya itu menjawab sebuah tweet dari netizen dengan akun @ordersofheaven yang menanyakan apakah dirinya sudah tidak sependapat dengan Prabowo.
“Jadi prof udah ngga sepaham lgi sama pak Prabowo? hehehe..
Oiya prof, koq bisa ya;
2014 ketua tim sukses Prabowo
2019 calon wapres pak Jokowi
Laif ya prof..” cuit netizen tersebut.