• Latest
  • Trending
Kisah Rismaida Damanik, 35 tahun Menjadi Guru SD di Belakang Jurang Danau Toba

Kisah Rismaida Damanik, 35 tahun Menjadi Guru SD di Belakang Jurang Danau Toba

November 22, 2018
Kemenhub Bangun Empat Bus Air

Kemenhub Bangun Empat Bus Air

March 10, 2020
Raja dan Ratu Belanda Kunjungi Danau Toba Jumat 13 Maret

Raja dan Ratu Belanda Kunjungi Danau Toba Jumat 13 Maret

March 10, 2020
Jokowi Teken Perubahan Nama Kabupaten Toba Samosir Jadi Toba

Jokowi Teken Perubahan Nama Kabupaten Toba Samosir Jadi Toba

March 10, 2020
Benarkah perusahaan di Indonesia mendanai gerakan separatis Papua?

Benarkah perusahaan di Indonesia mendanai gerakan separatis Papua?

March 10, 2020
Aksi Protes terhadap PT Toba Pulp milik grup APRIL terus berlanjut

Aksi Protes terhadap PT Toba Pulp milik grup APRIL terus berlanjut

March 6, 2020
Jalur Layang Kereta Api di Medan Mulai Dioperasikan

Jalur Layang Kereta Api di Medan Mulai Dioperasikan

December 4, 2019
Ibu dan 5 Anaknya asal Medan Ditemukan Hidup Terlantar di Hutan Malaysia

Ibu dan 5 Anaknya asal Medan Ditemukan Hidup Terlantar di Hutan Malaysia

December 4, 2019
Hakim PN Medan Diduga Dibunuh Orang Dekat

Hakim PN Medan Diduga Dibunuh Orang Dekat

December 3, 2019
Jelang Nataru, Kemenhub Mengukur Ulang Kapal bagi 124 Unit Kapal Danau Toba

Jelang Nataru, Kemenhub Mengukur Ulang Kapal bagi 124 Unit Kapal Danau Toba

December 3, 2019
Korupsi Wali Kota Medan, KPK Cegah Saksi Swasta ke Luar Negeri

Korupsi Wali Kota Medan, KPK Cegah Saksi Swasta ke Luar Negeri

November 30, 2019
Merokok Sembarangan, 18 Warga di Medan Disidang

Merokok Sembarangan, 18 Warga di Medan Disidang

November 30, 2019
Jelang Oprasi Lilin, Ditlantas Sumut Kekurangan Personil

Jelang Oprasi Lilin, Ditlantas Sumut Kekurangan Personil

November 29, 2019
Toba Berita
No Result
View All Result
  • Indonesia News
  • World News
    • Africa
    • Asia
      • North Korea
      • China
    • Canada
    • Europe
    • Latin America
    • Middle East
    • Russia
    • United States
    • United Kingdom
  • National Security
    • Cyber Security
    • Military
    • Politics
      • Free Speech
      • Democracy
    • Terrorism
  • Business
    • Economy
    • Free Market
  • Science
    • Technology
  • Culture
    • Art
    • Books & Literature
    • Food & Drink
    • Health & Fitness
    • History
    • Movies & TV
    • Music
    • Privacy
    • Religion
    • Travel
    • Women & Children
  • Environment
    • Climate Change
    • Endangered Species
    • Wildlife
  • Sports
    • Auto Racing
    • Cycling
    • Football
    • Golf
    • Olympics
    • Tennis
    • Water Sports
Tuesday, March 2, 2021
  • Indonesia News
  • World News
    • Africa
    • Asia
      • North Korea
      • China
    • Canada
    • Europe
    • Latin America
    • Middle East
    • Russia
    • United States
    • United Kingdom
  • National Security
    • Cyber Security
    • Military
    • Politics
      • Free Speech
      • Democracy
    • Terrorism
  • Business
    • Economy
    • Free Market
  • Science
    • Technology
  • Culture
    • Art
    • Books & Literature
    • Food & Drink
    • Health & Fitness
    • History
    • Movies & TV
    • Music
    • Privacy
    • Religion
    • Travel
    • Women & Children
  • Environment
    • Climate Change
    • Endangered Species
    • Wildlife
  • Sports
    • Auto Racing
    • Cycling
    • Football
    • Golf
    • Olympics
    • Tennis
    • Water Sports
No Result
View All Result
Toba Berita
No Result
View All Result

Kisah Rismaida Damanik, 35 tahun Menjadi Guru SD di Belakang Jurang Danau Toba

November 22, 2018
in Culture, Education, Environment, Featured, History, Indonesia News, news, Social
0
Home Culture
Post Views: 76

 

Suara riuh terdengar di samping bangunan lima ruang yang berada di belakang jurang Danau Toba, Desa Huta Mula, Kecamatan Pematang Sidamanik, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.

Anak-anak Sekolah Dasar (SD) Negeri 091437, ternyata sedang asyik menjawab pertanyaan dari Rismaida Damanik, yang mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

Sosok Rismaida adalah satu-satunya guru terlama yang sudah mengabdi di sekolah tersebut. 35 tahun lamanya, ia telah menjadi tenaga pengajar di sekolah yang berdiri sejak 1965 itu.

Meskipun menjabat sebagai kepala sekolah, ibu dari empat orang anak itu juga tetap mengajar seperti guru pada umumnya.

Mau tak mau, Rismaida memang harus ikut turun tangan memberikan mata pelajaran kepada anak-anak.

Hal ini dikarenakan SD di tempatnya mengajar hanya memiliki tujuh guru, yang terdiri dari lima pegawai negeri dan dua guru honorer.

“Sebenarnya ada sembilan, dua sudah pensiun, tapi memang di sini kekurangan guru,” kata Rismaida, mengawali perbincangan dengan Kompas.com, Selasa (20/11/2018).

Kurangnya tenaga pengajar memang selalu menjadi kendala untuk di sekolah daerah terpencil di setiap nusantara.

Namun, hal tersebut tak menyurutkan niat Rismaida untuk memberikan pendidikan kepada anak sejak usia dini.

“Misi saya di sini mau anak-anak di kampung kelahiran saya harus maju, jangan sampai tertinggal. Apalagi soal pendidikan,” ujar dia.

Kurangnya pendidikan anak sejak dini menjadikan salah satu alasan Rismaida untuk tetap mengajar di Desa Huta Mula.

Awal sekolah itu berdiri tahun 1965, hanya beberapa murid yang menyempatkan diri untuk belajar di sekolah.

Kebutuhan ekonomi keluarga yang pas-pasan, berdampak kepada anak mereka untuk lebih memilih berladang maupun ke kebun membantu orangtua, dibandingkan mengikuti masa pendidikan di sekolah.

Rismaida yang begitu gigih pun akhirnya terketuk untuk memberikan sosialisasi kepada orangtua tentang pentingnya pendidikan sejak SD.

“Waktu pertama mengajar muridnya di sini sedikit, bahkan anak-anak datang ke sekolah badannya kotor, enggak pakai alas kaki, atau tas, tapi saya tetap mengajar,” ujar dia.

Pelajaran pertama sebagai guru yang diterapkan Rismaida kala itu adalah pentingnya menjaga kebersihan, terutama di sekolah kepada murid. Satu persatu anak didik pun akhirnya mengikuti apa yang disampaikan Rismaida.

“Pada 1990-an, kesadaran murid dan orangtua meningkat, mulai bersih dan anak-anak mereka ke sekolah pakai sepatu,” kenang dia.

Ruang kelas yang pada masa itu hanya terbuat dari papan, serta atap seng, sering menjadi permalasahan Rismaida dan anak-anak muridnya ketika belajar.

Bahkan, lantai seluruh ruangan hanya beralaskan tanah. Tak jarang tempat belajar pun menjadi becek terkena air.

Guyuran hujan yang sering terjadi pada musimnya, juga sempat merendam sekolah hingga masuk ke ruangan. Karena, bangunan sekolah berada di tempat rendah dibandingkan rumah warga.

“Kalau diingat dulu sangat sedih, kami juga harus pindah-pindah tempat kalau hujan, karena atapnya bocor. Dibandingkan sekarang sudah jauh, ruang kelas sudah beton semua walaupun hanya lima ruangan,” ujar dia.

Proses perbaikan ruang kelas pun membutuhkan waktu yang panjang. Pada 2008, barulah SD  091437 menjalani renovasi.

Seluruh ruang kelas dibuat dari batu bata. Bahkan saat ini, sudah ada 111 murid yang sekolah di sana sejak sekolah mulai layak digunakan.

Tak sedikit jebolan dari SD 091437 sudah membuat bangga sekolah. Beberapa di antaranya ada yang telah menjadi dokter, perwira TNI hingga Polri.

“Saya bersyukur, ilmu yang dikasih bisa diterima dengan baik, bahkan sampai ke pendidikan tinggi. Bahkan semuanya berhasil. Kadang ketemu di jalan suka sapa, saya kadang lupa tapi mereka ingat, yang jadi jurnalis juga ada,” ucap dia.

Tempuh jarak 30 kilometer untuk mengajar

Jarak tempuh sejauh 30 kilometer sudah biasa dilalui Rismaida untuk mengajar di sekolah dari rumahnya yang terletak Kecamatan Raya.

Ia biasa menumpang mobil angkutan desa menuju tempat mengajar.

“Saya memimpikan semua anak di sini menjadi orang sukses dengan belajar dan membaca itu harus terus ditumbuhkan,” kata Rismaida.

Walaupun jarak tempat tinggal dengan sekolah membutuhkan waktu tempuh selama hampir tiga jam, Rismaida mengaku tak mengeluh.

“Sampai pensiun saya tetap mengajar, karena memang sudah tugas sebagai guru. Saya ingin mengabdi di sini sampai pensiun,” ujar dia.

Cita-cita Rismaida agar seluruh warga di Desa Huta Mula mendapatkan pendidikan layak hampir tercapai.

Orangtua murid yang dulunya hanya mengenal kebun untuk anak, kini sudah mulai percaya menitipkan buah hati mereka untuk menimba ilmu di sekolah.

Menjelang masa pensiun, Rismaida berharap agar sekolah ini dapat menjadi semakin laik.

“Ya seperti inilah, ruang kepala sekolah juga harus disekat menggunakan lemari, berbagi dengan ruang guru dan murid, karena memang hanya ada enam ruangan dari kelas 1 sampai 6,” ucap Rismaidi mengakhiri.

Source :
kompas
Tags: GuruKepala SekolahPendidikanPengajarRismaida Damanik
Next Post
Berita Populer: Kemenhub Peringatkan Go-jek dan Grab

Berita Populer: Kemenhub Peringatkan Go-jek dan Grab

Translate

Popular Post

Kemenhub Bangun Empat Bus Air
Featured

Kemenhub Bangun Empat Bus Air

March 10, 2020
0

  Dalam mendukung terlaksananya kegiatan Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 di Jayapura Provinsi Papua serta percepatan pembangunan di wilayah Kawasan...

Read more
Raja dan Ratu Belanda Kunjungi Danau Toba Jumat 13 Maret

Raja dan Ratu Belanda Kunjungi Danau Toba Jumat 13 Maret

March 10, 2020
Jokowi Teken Perubahan Nama Kabupaten Toba Samosir Jadi Toba

Jokowi Teken Perubahan Nama Kabupaten Toba Samosir Jadi Toba

March 10, 2020
Benarkah perusahaan di Indonesia mendanai gerakan separatis Papua?

Benarkah perusahaan di Indonesia mendanai gerakan separatis Papua?

March 10, 2020
Aksi Protes terhadap PT Toba Pulp milik grup APRIL terus berlanjut

Aksi Protes terhadap PT Toba Pulp milik grup APRIL terus berlanjut

March 6, 2020
  • About Us
  • Creative Commons
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Terms & Conditions
  • Contact Us

Topics

Follow Us

About Us

Toba Berita is part of Toba Berita Media Group LLC, which delivers daily news around the globe.

© 2011 Toba Berita

No Result
View All Result
  • Indonesia News
  • World News
    • Africa
    • Asia
      • North Korea
      • China
    • Canada
    • Europe
    • Latin America
    • Middle East
    • Russia
    • United States
    • United Kingdom
  • National Security
    • Cyber Security
    • Military
    • Politics
      • Free Speech
      • Democracy
    • Terrorism
  • Business
    • Economy
    • Free Market
  • Science
    • Technology
  • Culture
    • Art
    • Books & Literature
    • Food & Drink
    • Health & Fitness
    • History
    • Movies & TV
    • Music
    • Privacy
    • Religion
    • Travel
    • Women & Children
  • Environment
    • Climate Change
    • Endangered Species
    • Wildlife
  • Sports
    • Auto Racing
    • Cycling
    • Football
    • Golf
    • Olympics
    • Tennis
    • Water Sports

© 2011 Toba Berita