Bank Indonesia Kantor Perwakilan Sumatera Utara memperkirakan angka inflasi pada Desember 2018 di daerahnya berada di kisaran 0,2 persen.
“Dari hasil pantauan harga, komoditas yang mengalami kenaikan harga pada Desember, hanya beberapa komoditas seperti telur, daging ayam ras, bawang merah, tarif hotel, dan angkutan udara,” ujar Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sumut Hilman Tisnawan di Medan, Senin (31/12).
Sementara, beberapa komoditas utama penyumbang inflasi di Sumut seperti cabai merah, beberapa jenis sayuran seperti sawi hijau, dan juga emas mengalami penurunan.
“Dengan inflasi yang rendah pada Desember, maka BI memperkirakan inflasi Sumut pada 2018 hanya di bawah dua persen,” katanya.
Perhitungan inflasi sepanjang 2018 itu mengacu angka pada November 2018 yang mengalami deflasi sebesar 0,51 persen.
Sehingga, katanya, secara tahunan (year on year), inflasi Sumut per November masih 1,77 persen.
“Ditambah perkiraan inflasi 0,2 persen pada Desember, maka inflasi Sumut sepanjang tahun 2018 diprediksi tidak sampai dua persen,” ujarnya.
Inflasi Sumut terkendali karena terjaganya tekanan harga dari sisi permintaan, fluktuasi harga pangan (volatile food) dan komoditas yang harganya ditetapkan pemerintah (administered prices).
Inflasi Sumut 2018 yang diperkirakan di bawah dua persen itu merupakah inflasi terendah yang terjadi di Sumut dalam beberapa tahun terakhir.
Tahun-tahun sebelumnya, inflasi Sumut selalu di atas tiga persen.
“Ke depannya, BI berharap, inflasi terus terjaga,” katanya.
Inflasi Sumut 2019, ujar Hilman, diharapkan terkendali pada kisaran 3,5 plus minus satu persen.