Program pariwisata Hot Deals yang diluncurkan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) sejak April 2018 telah mendatangkan sekitar 500 ribu wisatawan mancanegara (wisman) ke Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri) atau sekitar 36,76% dari total kunjungan sampai September. Paket-paket dari program ini menerapkan konsep sharing economy, yaitu menjual barang atau jasa yang sedang tidak laku.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata Kota Batam Ardiwinata menyebutkan, program Hot Deals merupakan satu di antara banyak program yang dibuat pemerintah pusat untuk mencapai target angka kunjungan wisman ke Batam. Program Hot Deals menargetkan wisman lintas perbatasan (cross border) khususnya dari Singapuran dan Malaysia ke Kepri. Sehingga diterapkan khusus di daerah perbatasan yakni Kota Batam dan Bintan.
“Ada banyak kebijakan pemerintah pusat untuk kami. Itu berhasil mendatangkan banyak wisman,” kata Ardiwinata di Batam, Jumat (7/12) seperti dilansir Antara.
Jika dilihat dari data Dinas Pariwisata Kepri, angka kunjungan wisman ke Kepri sepanjang Januari-September 2018 meningkat 27,33% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pada 2017, jumlah kunjungan wisman ke Kepri tercatat1,48 juta kunjungan. Lalu pada tahun ini, naik menjadi 1,89 juta kunjungan.
Dengan data itu, Pemprov Kepri optimistis mampu menyerap 2 juta kunjungan wisman sepanjang 2018. Ini melebihi target awal sebanyak 1,8 juta kunjungan.
Namun berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah wisman yang datang ke Batam sepanjang Januari-September 2018 tercatat baru mencapai 1,36 juta kunjungan. Baru mencapai 75,56% dari target yang ditetapkan.
Hot Deals sendiri menawarkan paket pariwisata dengan berbagai diskon kepada wisman menggunakan konsep More for Less, ‘you get more, you pay less’. Bundling paket wisata yang ditawarkan meliputi transportasi dan akomodasi, utamanya tiket penerbangan internasional dan transportasi domestik. Jadi, harga paket wisata yang berjual dapat bersaing dengan paket wisata ke negara lain.
Paket pariwisata Hot Deals diterapkan dengan konsep sharing economy, yaitu menjual barang atau jasa yang sedang tidak laku (excesscapacity). Promo paket pariwisata Hot Deals di Kepri memberikan diskon pada unsur 3A, yakni aksesibilitas, atraksi, dan amenitas. Pada unsur aksesibilitas Kemenpar memberi diskon tiket feri hingga 60% dan wisata atraksi hingga 50%.
Dilansir dari laman resmi kemenpar.go.id, konsep sharing economy turut didorong dengan dengan pemberian kupon wisata atraksi yang diselenggarakan pada hari kerja. Ini untuk menarik wisman datang berlibur pada low season atau di hari selain Sabtu dan Minggu.
Gimmick yang dilakukan dalam pemberian voucer meliputi pemberian voucer belanja, bioskop, makan, spa, tur seharian, hingga voucer kelas memasak. Voucer-voucer tersebut diberikan dalam jumla terbatas kepada pembeli paket Hot Deals.
“Ini memanfaatkan yang ada, di antaranya paket untuk hari kerja. Hari kerja yang cenderung sepi, maka ini yang ditawarkan dengan harga diskon,” ujar Ardi.
Senada, Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, Hot Deals diproyeksikan untuk low season.
“Yang semulanya para wisman tidak mau pergi saat weekend karena mahal karena Hot Deals jadi ingin pergi ke Kepri saat weekdays,” kata Arief.
Program ini juga diyakini menarik wisman ke Indonesia sekaligus mengisi melambatnya pariwisata saat low season. Lantaran, Arief meyakini, orang akan tertarik pada diskon-diskon yang mencapai lebih dari 20%.
“Kapan kita menjual? Saat barangnya tidak laku, mereka cukup membayar 60%. Mending dijual murah daripada tidak laku sama sekali. Ketika barangnya affordable, demand-nya akan banyak. Supply creates demand,” jelas Arief.
Ia bahkan mengusulkan, untuk memanfaatkan bulan puasa untuk meningkatkan promosi dan pemberian diskon bagi pasar-pasar yang tidak sensitif dengan pariwisata. Contohnya Australia atau negara non-Asia .
Target Utama
Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi dan Kawasan Pariwisata Kemenpar Anang Sutono menambahkan, Singapura jadi pasar yang sangat strategis untuk target jualan paket Hot Deal 2018. Lantaran adanya dua terminal Harbour Front dan Tanah Merah dengan total jadwal kapal feri sebanyak 108 kali dan total kapasitas kursi sebanyak 23.625 per hari.
Hal tersebut berpotensi menandatangkan wisman ke Batam dan Bintan sebanyak 708.750 orang per bulan dan 8,5 juta wisman per tahun.
“Data populasi Singapura sebanyak 5.888.926 jiwa adalah juga merupakan target potensial untuk memperkenalkan Batam dan Bintan atau Kepri secara umum,” kata Anang.
Tidak hanya itu, lanjut Anang, pasar Malaysia juga bisa menjadi pasar potensial bagi parisiwasata Kepri. Terlebih populasi Johor Bahru saat ini sudah mencapai 4.668.356 jiwa.
“Ada dua terminal yang menuju ke Batam, baik melalui Puteri Harbour dan Setulang laut. Lalu akan dibuka rute baru yaitu Pasir Gudang ke Nongsa Pura Batam. Jumlah seat capacity dari Ferry sebanyak 2.625 per hari artinya ada potensial sebanyak78.750 per bulan yang bisa kita maksimalkan untuk datang ke Batam,” pungkas Anang.
Padahal menurut data BPS, tahun lalu total kunjungan wisman ke destinasi ini hanya 2,07 juta kunjungan. Angka ini naik 8,04% dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya yang berada di angka 1,92 juta kunjungan.
Kunjungan wisman ke Kepri didominasi oleh wisatawan Singapura mencapai 51,17% dengan Batam dan Bintan sebagai destinasi favorit mereka.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menyebutkan, program Hot Deals 2017 dianggap memuaskan lantaran berhasil menjual 105 ribu tiket yang disiapkan oleh 82 industri pariwisata yang terdiri dari hotel, travel tour, hingga spa.
“Tahun lalu Paket yang terjual (termasuk tiket ferry) dari tanggal 21 Juli hingga 31 Desember 2017 mencapai 102.589 dengan total transaksi sebesar Rp88,5 miliar,” ujar Arief.
Program hot deals 2018 sendiri melibatkan operator ferry dan industri pariwisata di Batam dan Bintan. Operator ferry dimaksud adalahBatam Fast, Majestic Ferry, Binta Ferries dan Citra Konsorsium.
Lebih lanjut Arief menyebutkan, program Hot Deals di Kepri akan diduplikasi oleh 18 destinasi pariwisata lain di Indonesia. Di antaranya, Danau Toba di Medan, Borobudur di Yogyakarta, Wakatobi di Makasar, Raja Ampat di Papua, serta Bromo Tengger di Surabaya.