Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal III mencapai 5,17% secara tahunan, paling tinggi dibandingkan periode sama sejak 2014 lalu. Namun, dua kelompok wilayah mencatatkan penurunan ataupun perlambatan drastis kinerja ekonomi, yaitu Bali dan Nusa Tenggara, serta Maluku dan Papua.
Ekonomi Bali dan Nusa Tenggara tercatat turun 0,65%, berbanding terbalik dari pertumbuhan stabil di dua kuartal sebelumnya yakni di kisaran 3,7%. Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan ekonomi Bali dan Nusa Tenggara Timur (NTT) masih tumbuh positif, namun ekonomi Nusa Tenggara Barat (NTB) anjlok. Adapun kontribusinya kepada pertumbuhan ekonomi nasional yaitu sebesar 3,04%.
“Yang menarik ke bawah adalah pertumbuhan ekonomi di NTB yang di kuartal III 2018 ini tumbuh negatif 13,99% karena adanya gempa. Kita tahu juga adanya penurunan produksi dari PT Amman Mineral Nusa Tenggara (dulunya Newmont),” ujar Suhariyanto dalam Konferensi Pers di Kantornya, Senin (5/11). Adapun gempa membuat pariwisata di wilayah NTB terganggu.
Sementara itu, ekonomi Papua dan Maluku tercatat tumbuh paling tinggi di antara kelompok pulau lainnya, yaitu sebesar 6,87%. Namun, pertumbuhannya jauh melambat dibandingkan dua kuartal sebelumnya yang mencapai 18%. Adapun kontribusi ekonomi dua wilayah ini ke pertumbuhan ekonomi nasional masih yang terkecil yakni hanya 2,51%.
Di sisi lain, ekonomi di pulau-pulau lainnya – Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi — yang memiliki kontribusi besar ke pertumbuhan ekonomi nasional tercatat relatif stabil, bahkan beberapa mengalami akselerasi. Hanya Sulawesi yang konsisten mengalami perlambatan.
Pertumbuhan ekonomi Jawa mencapai 5,74%, dengan kontribusi ke pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 58,57%. Pertumbuhan tersebut relatif stabil dibandingkan kuartal I dan kuartal II yang masih-masing sebesar 5,78% dan 5,69%. “Struktur ekonomi ini untuk diubah perlu waktu lama,” ujar Suhariyanto.
Kemudian, pertumbuhan ekonomi Sumatera tercatat sebesar 4,72% dengan kontribusi ke ekonomi nasional sebesar 21,53%. Pertumbuhan tersebut menanjak dari kuartal I yang sebesar 4,37% dan kuartal II sebesar 4,65%.
Lalu, ekonomi Kalimantan tercatat tumbuh 3,45%, juga mengalami akselerasi dari kuartal I yang sebesar 3,25% dan kuartal II sebesar 3,31%. Kontribusinya ke pertumbuhan ekonomi sebesar 8,07%. Berbanding terbalik, ekonomi Sulawesi tercatat tumbuh 6,74%, semakin melambat dibandingkan pencapaian kuartal I dan II yaitu masing-masing 6,83% dan 6,75%.
Pulau | Kuartal I | Kuartal II | Kuartal III | Kontribusi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III |
Sumatera | 4,37% | 4,65% | 4,72% | 21,53% |
Jawa | 5,78% | 5,69% | 5,74% | 58,57% |
Bali dan Nusa Tenggara | 3,74% | 3,75% | -0,65% | 3,04% |
Kalimantan | 3,25% | 3,31% | 3,45% | 8,07% |
Sulawesi | 6,83% | 6,75% | 6,74% | 6,28% |
Maluku dan Papua | 18,42% | 18,18% | 6,87% | 2,51% |