Istilah “potong atas” yang populer di kalangan birokrat menjadi perhatian khusus bagi Cagub Djarot Saiful Hidayat.
Menurutnya kebiasaan tersebut yang membuat lambatnya proses pembangunan.
“Tidak ada istilah potong atas nanti bila kita memberikan bantuan dari provinsi ke daerah, walau serupiah pun,” ungkapnya, Selasa (10/4/2018).
Pernyataan tersebut disampaikan Djarot saat memberikan sambutan pada Rakercabsus PDIP DPC Kabupaten Nias.
Ketua DPP PDIP itu kembali menegaskan sangat hapal intrik-intrik korupsi berlabel bantuan dari provinsi.
“Saya sangat hafal kasus seperti ini. Saya sudah dua kali menjabat di Blitar jadi sudah tahu permainannya,” ujarnya.
Menurut Djarot pada saat menjabat jadi walikota ia sempat memberikan bantuan kepada kota lain seperti Bekasi.
“Tidak ada satu perakpun yang dipotong dari bantuan itu,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut Djarot juga membahas tingkat partisipasi dalam proses pilkada Sumut.
Mantan orang nomor wahid DKi Jakarta itu menjelaskan, untuk meraih kemenangan dalam pesta demokrasi pada 27 Juni nanti harus meningkatkan partisipasi pemilih.
“Kita harus tingkatkan jumlah pemilih, percuma menang telak bila yang memilih sedikit,” ujarnya.
Ia juga menekankan kepada para kader yang hadir di rapat tersebut untuk memaksimalkan kemenangan.
“Kalau di Nias menang 60 persen, itu namanya belum menang. Harus menang 85 persen,” katanya.