Anggota Tim Pemenangan Djarot-Sihar yang juga menjabat sebagai Anggota DPRD Sumatera Utara Fraksi PDIP memaparkan, tingkat elektabilitas pasangan andalannya mulai menanjak.
Namun menurut Sutrisno, secara periodik muncul serangan pada pasangan nomor urut dua tersebut.
Belum selesai isu tentang putra daerah atau calon impor, kini muncul isu bahwa Djarot hanya akan jadi gubernur selama satu tahun, karena beliau akan diangkat jadi menteri di kabinet kedua Jokowi.
“Isu demi isu ini muncul sebagai upaya menggiring opini masyarakat agar mengalihkan dukungan dari Djarot Sihar,” ujarnya, Jumat (13/4/2018).
Ia menerangkan, skenario pembuat isu membangun opini bahwa jika Djarot Sihar menang, kemudian Djarot diangkat jadi menteri, maka Sihar akan jadi gubernur. Maka isu tersebut tujuannya untuk membangun sentimen primordial.
“Pembuat isu ingin menciptakan situasi berbahaya jika Djarot Sihar menang. Pembuat isu semakin panik melihat grafik pengenalan, kepercayaan, dan pilihan masyarakat Sumatera Utara yang meroket terhadap Djarot Sihar,” tambahnya.
Namun bagi Sutrisno, meskipun isu hoaks dan fitnah ini sungguh keji, tetap saja Djarot Sihar mendapat manfaat.
Pertama menurutnya, dapat dijadikan energi positif untuk meraih dukungan. Pembuat isu semakin yakin bahwa Djarot Sihar akan memenangi kontestasi pilgubsu.
” Kedua, Pilpres yang juga masih jauh pun diyakini oleh pembuat isu akan dimenangkan Jokowi, sehingga Djarot akan diangkat jadi menteri,” ungkapnya.
Menurutnya, pembuat isu secara sengaja mengasosiasikan pendukung Djarot Sihar sama dengan pendukung Jokowi. Tak lain tujuannya untuk membangun sentimen negatif.
Namun bagi Sutrisno pihaknya tidak pernah menggunakan negatif campaign maupun black campaign.
Bagi Sutrisno, pernyataan Djarot yang mengungkapkan, bagi yang memfitnah, ia berdoa, ampuni mereka Tuhan karena mereka tidak tahu, menjadi bukti kesungguhannya membangun Sumatera Utara.
“Sehingga tukang fitnah pun didoakan beliau. Sikap ini menjadi panduan dan rujukan seluruh elemen pendukung. Kemenangan penting, tetapi persatuan masyarakat Sumut harus tetap terjaga,” katanya.
Sutrisno menjelaskan, berdasarkan survey Indo Barometer yang dirilis pada 23 Maret 2018, ternyata 66,4 persen pemilih Sumatera Utara menginginkan Jokowi terpilih kembali dengan tingkat kepuasan 72,7 persen.
“Apabila pengelompokan pemilih ini betul- betul sebangun dengan pemilih Djarot Sihar, istilah sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui akan terwujud,” ungkapnya.
Ia menjelaskan bagi semua relawan dan partai pengusung diharapkan terus meyakinkan pemilih Sumatera Utara bahwa Djarot- Sihar serius menjadi “pelayan” di Sumatera Utara.
“Kita berkewajiban menghadirkan pilkada yang menggembirakan tanpa fitnah dan hoaks,” katanya.
Politisi PDIP itu kembali menegaskan, Djarot datang ke Sumut sebagai Calon Gubernur Sumatera Utara, bukan sebagai calon menteri.
“Seluruh kriteria untuk menjadi calon menteri, dapat dipenuhi oleh Djarot tetapi penugasan dan panggilan beliau adalah menjadi calon gubernur Sumatera Utara,” tambahnya.