Politisi muda Indonesia, Agus Harimurti Yudhoyono, sering disapa AHY, mengaku selalu mencermati dinamika yang berlangsung saat ini. Menurut kakak dari Edhi Baskoro Yudhoyono itu, sektor ekonomi masih menjadi persoalan paling utama di Tanah Air.
Sosok yang maju menjadi calon Gubernur DKI Jakarta pada 2017 itu mengharapkan agar masalah ekonomi diselesaikan terlebih dahulu. Sebabnya, masalah ini terkait dengan keberlangsungan hidup masyarakat.
Pernyataan AHY berkaca dari pengalamannya terjun langsung ke bawah bertemu dengan para buruh, nelayan, pelaku usaha mikro menengah, pelajar, dan ibu rumah tangga. Ia menyimpulkan daya beli masyarakat sekarang mengalami penurunan secara drastis, ditambah penghasilan banyak yang berkurang.
“Sementara harga sudah melambung tinggi. Ini tentu saja menyulitkan bagi mereka. Apalagi masih ada 40 persen rakyat Indonesia yang hidupnya masih sangat sulit. Ini yang perlu perhatian khusus,” tutur AHY saat ditemui CitizenDaily di kantornya, AHY Command Center di bilangan Jakarta Selatan. “Bagaimana mereka menjadi masyarakat produkif jika makan sehari-hari saja sulit. Ini menjadi fokus kita hari ini.”
Menurut AHY, selain ketidakpastian hidup, masyarakat juga dihadapkan dengan semakin susahnya lapangan pekerjaan. Terlebih, isu tenaga kerja asing terus digulirkan dalam beberapa waktu terakhir menambah kecemasaan di dalam negeri.
“Ini terutama terjadi di kalangan pelajar. Mereka khawatir meski sudah belajar dengan rajin, tetapi saat memasuki dunia kerja sudah sangat sempit lapangan pekerjaan,” katanya.
Selain menyoroti problem ekonomi, pria kelahiran Jakarta, 40 tahun silam itu menginginkan keseimbangan antara pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dengan isu sosial dan aspek lingkungan hidup yang berkeadilan.
Putra dari Ketua Umum Partai Demokrat itu ingin industri di Indonesia mendapatkan kesempatan usaha seluas-luasnya. “Termasuk untuk investasi. Kita butuh investasi. Jika sukses, semua akan merasakan dampak positifnya. Tapi kita juga harus mendapat tempat dan jangan dikalahkan di negerinya sendiri.”
“Ketiga, isu yang tidak kalah penting yang harus dicarikan solusinya terkait lingkungan. Pembangunan manusia dan infrastruktur harus seimbang dan jangan sampai merusak lingkungan. Sebab, jika kita mengeksploitasi secara dalam akan mengganggu generasi berikutnya,” katanya.
Bukan Jabatan, Tetapi Peran
AHY yang memang memperhatikan persoalan ekonomi mengaku lebih mementingkan peran bukan jabatan. Itu menyangkut posisi yang akan didapat jika nanti pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno memenangi pertarungan pemilihan presiden (pilpres) 2019.
“Saya dari dulu berprinsip bukan posisi yang utama. Jabatan apa pun jika amanah bisa bermanfaat untuk negeri ini. Saya mengutamakan peran. Posisi apa pun biar berjalan natural jika itu terjadi,” katanya saat ditanya pilihan akan menjadi Menteri Ekonomi, Menteri Pertahanan, atau Menteri Sosial.
Kendati tidak memiliki status sebagai pejabat publik nantinya, AHY terus ingin turun ke masyarakat untuk mendengar persoalan secara langsung. Dengan menjadi pendengar, ia berharap bisa menyuarakan kepada para kader di Demokrat yang memimpin di daerah lebih mementingkan kebijakan untuk membantu masyarakat. “Sebagai seorang prajurit, harus selalu siap. Saya akan terus melatih diri. Dan jika suatu saat rakyat dan negara membutuhkan, saya siap tampil,” katanya.